TEKNIK EVALUASI TES ESAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A.
Pengertian Tes Esai
Secara
ontologi, tes esai merupakan salah satu bentuk tes tertulis yang susunannya
terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengadung permasalahan dan
menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan
berpikir siswa.
Hal ini senada dengan definisi yang dikemukan Oemar Hamalik yang mengartikan
tes essay sebagai salah satu bentuk tes yang terdiri dari satu atau beberapa
pertanyaan yang menuntut jawaban tertentu dari siswa secara individu
berdasarkan pendapatnya sendiri. Setiap siswa memiliki kesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan jawaban siswa lainnya.
Tes esai juga disebut sebagai tes dengan pertanyaan terbuka, karena siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Tes esai sangat populer di
kalangan pendidikan tinggi. Penggunaannya dimulai sejak tahun 2300 SM di Cina hingga sekarang. Kepopuleran tes esai
ini disebabkan karena lebih mudah untuk menyiapkannya dibandingkan dengan tes
objektif, meskipun dalam hal memeriksanya lebih rumit. Disamping itu, juga
memberikan keamanan bagi penguji. Artinya, jawaban soal esai yang
diberikan siswa mewakili gambaran kemampuan dan pemahaman yang dimilikinya.
SEJARAH
PERJUANGAN ALI BIN ABI THALIB
A.
Riwayat Hidup Ali bin Abi Thalib
Nama lengkap beliau adalah Ali bin Abi Thalib bin Abdul
Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Luay bin
Ghaib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhar.
Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hijaz, Jazirah Arab,
pada tanggal 13 Rajab. Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian
Muhammad SAW. sekitar tahun 599 Masehi atau 600 (perkiraan). Ali dilahirkan di
dalam Ka’bah dan mempunyai nama kecil Haidarah. Haydar yang berarti singa, hal
ini dikarenakan keluarga Abu Thalib memiliki harapan untuk mempunyai penerus
yang dapat menjadi tokoh pemberani dan disegani diantara kalangan Quraisy
Mekkah. Kemudian setelah ia dewasa ia mempunyai beberapa nama panggilan. Ia dipanggil
juga dengan “Abul Hasan” dan “Abul Husein” yang diambil dari nama dua orang
putranya, yaitu Al-Hasan dan Al-Husein. Ketika Rasulullah SAW., masih hidup,
Al-Hasan memanggil ayahnya “Abul Husain” dan “Al-Husain” memanggil ayahnya “Abul
Hasan”. Selain itu, Ali juga mempunyai nama panggilan yang diberikan oleh
Rasulullah SAW., yaitu “Abu Turab”. Abu bermakna “Bapak” dan Turab bermakna
“tanah, pasir atau debu”.
PEMIKIRAN
FILSAFAT IBNU SINA
A.
Biografi Ibnu Sina
Ibnu Sina dilahirkan
dalam masa kekacauan, dimana Abbasiyah mengalami kemunduran dan daerah-daerah
yang pada awalnya berada di bawah kekuasaan Abbasiyah mulai melepaskan diri
satu persatu untuk berdiri sendiri. Diantara daerah-daerah yang berdiri sendiri
itu adalah daulat Samani di
Bukhara dan diantara khalifahnya adalah Nuh bin Mansur. Pada
masa Nuh bin Mansur
inilah Ibnu Sina dilahirkan.
Nama lengkap Ibnu Sina
adalah Abu Ali Husain Ibnu Abdillah Ibnu Sina. Ia lahir pada bulan
Shafar 370 H/Agustus 980 M di Afsyana (negeri
kecil dekat Charmitan), suatu tempat dekat Bukhara. Ayahnya
berasal dari Balkh yang terletak di sebelah Utara Afganisthan yang pindah ke
Bukhara. Di kota
Bukhara ia belajar ilmu-ilmu agama, ilmu astronomi dan menghafal Al-Qur’an
bahkan hingga hafal seluruh Al-Qur’an, sedangkan usianya pada waktu itu baru 10
tahun. Kemudian
ia mempelajari matematika, fisika, logika dan ilmu metafisika. Sesudah itu ia
mempelajari ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya.
EPISTEMOLOGI KEILMUAN
INTEGRATIF-INTERKONEKTIF
M. AMIN ABDULLAH:
KAITAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN UMUM DAN PENDIDIKAN AGAMA
A. Biografi dan Karya M.
Amin Abdullah
1. Masa Kecil dan
Pendidikan
Nama aslinya adalah Muhammad Amin Abdullah, lahir di desa Margomulyo, Tayu,
kabupaten Pati, Jawa Tengah pada tanggal 28 Juli 1953, atau 62 tahun yang lalu.
Terlahir dari keluarga yang sederhana tapi bersahaja, sejak kecil beliau telah
memperlihatkan kecerdasannya, kemudian orang tuanya mengirim beliau untuk
belajar ke Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa timur. Di
sana beliau menimba ilmu dengan tekun hingga kemudian sampai menamatkan
Kulliyat Al-Mua'allimin Al-Islamiayah (KMI), Pesantren Gontor pada tahun 1972
dan Program Sarjana Muda (Bakalaureat) pada Institut Pendidikan Darussalam
(IPD) pada 1977 di Pesantren yang sama, kemudian beliau melanjutkan kuliahnya
pada IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Fakultas Ushuluddin, Jurusan
Perbandingan Agama pada tahun 1982.
Keinginannya untuk kuliah atau sekolah ke luar negeri sedari kecil akhirnya
tercapai, sebab pada tahun 1985 atas sponsor Departemen Agama dan Pemerintah
Republik Turki, Amin Abdullah mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi di
Turki dengan mengambil Program Ph.D. bidang Filsafat Islam, di Departement of
Philosophy, Faculty of Art And Sciences, Middle East Technical University
(METU), Ankara, Turki (1990). Beliau kemudian menulis disertasi dengan judul
The Idea of University of Ethical Norms in Ghazali and Kant. Disertasi ini
kemudian diterbitkan di Turki (Ankara: Turkiye Diyanet Vakfi, 1992). Selain itu
beliau juga pernah mengikuti program Post-Doctoral di McGill University Kanada
pada tahun 1997-1998.